"Kumpulan Materi Kuliah [2009080 Deden Wahiddin]"

Rabu, 07 Maret 2012

Multimedia ( Definisi dan Konsep E-Learning)


Pengertian Dan Konsep E-Learning Menurut Para Ahli

Bila kita buka kamus Cambridge Advanced Learner's Dictionary, e-Learning didefinisikan sebagai pembelajaran melalui internet yang bisa diakses di rumah. Wikipedia mengartikan e-Learning lebih luas lagi. Dikatakan dalam rujukan online tersebut bahwa e-Learning adalah semua bentuk kegiatan belajar mengajar yang menggunakan perangkat elektronik. Dengan demikian, bukan hanya internet yang menjadi sarananya tetapi bisa media lain semacam intranet, TV satelit, kaset, dan CD.
Penerapan e-Learning tidak harus rumit dan melibatkan hal-hal atau perangkat keras maupun lunak yang membingungkan. Dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di internet dan, ini yang terpenting, GRATIS, kita sudah bisa menjalankan e-Learning. Media sosial seperti Facebook dan layanan blog gratis dari Blogspot atau WordPress bisa dimanfaatkan untuk mempraktekkan e-Learning.
Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya. Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet dll). 

Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. 

Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer untuk memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.

Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. 

Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: 

a.       E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut. 
b.       E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bias menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa dikolongkan sebagai elearning. 
c.       E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan. Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.

Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional.
Dalam hal ini Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut: 
a.       E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. 
b.       E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. 
c.       E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.
d.       Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik 

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan,bukan hanya meliputi online learning, virtual learning, web-based learning melainkan juga termasuk di dalamnya pembelajaran yang menggunakan teknologi komputer baik secara online maupun offline. 

Terdapat dua model pengembangan e-learning, yakni synchronous e-learning dan asynchronous e-learning. Perbedaan dari dua model tersebut disajikan pada tabel berikut : 




Gambar dibawah menjelaskan beberapa model penyelenggaraan e-learning yang sering digunakan baik untuk pendidikan maupun pelatihan. 


Model Penyelenggaraan e-learning (Rosenberg, M. J. 2001)

Sementara itu, dari sisi materi pembelajaran e-learning yang ada saat ini dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu : 

1. E-learning tutorial, baik berupa teks maupun video. 
Contohnya adalah learningelectric.com yang merupakan e-learning berisi tutorial kemampuan dasar komputer seperti word, excel dan lain-lain. 

2. E-learning latihan (exercise) 
Jenis e-learning ini menampilkan soal-soal latihan suatu materi, untuk kemudian dikerjakan oleh user secara online sehingga user dapat langsung mengetahui tingkat kemampuan terhadap materi tersebut. Contohnya adalah English test net yang berisi latihan-latihan TOEFL. 

3. E-learning simulasi 
Pada jenis ini digunakan simulasi untuk menggambarkan suatu prose atau kejadian. Contohnya adalah falstad.com yang berisi simulasi-simulasi untuk memvisualkan berbagai macam konsep pada bidang matematika, fisika dan teknik. 

4. Game e-learning 
Pada jenis ini game digunakan sebagai media penyimpan materi. Penggunaan game ini dapat sebagai tutorial, exercise, simulasi maupun sebagai permainan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar